Home
>>
lifestyle
>>
lingkungan
>>
sosial
>>
transportasi
>> Naik Kereta Tidak Bayar Dengan Percuma, Meskipun Berhentinya Lama
Naik Kereta Tidak Bayar Dengan Percuma, Meskipun Berhentinya Lama
Buat klen yang kebetulan menjadi warga Jabodetabek, pasti udah gak asing sama yang namanya KRL Commuter Line, ya kan?
Gimana mau asing, jenis angkutan yang cuma nyenggol angka goceng untuk rute perjalanan terjauh dari Bogor ke Jakarta ini merupakan moda transportasi yang paling digandrungi oleh warga siang Jakarta.
Weits.. apa itu warga siang Jakarta?
Warga siang Jakarta adalah warga yang sebetulnya merupakan penduduk Bogor, Depok, BSD, Tangerang, Republik Bekasi, Cikarang dan beberapa daerah lainnya, yang cuma stay di Jakarta siang hari (office hour) doang. Mereka adalah para budak kapitalis yang bolak-balik atau dalam kata lain commute dari rumah ke kantor, dengan melintasi batas kota dan provinsi.
Setiap harinya pada weekdays, sekitar 1.001.438 unit manusia baik laki-laki, perempuan maupun diantara keduanya memadati 79 stasiun yang tersebar di seluruh kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan (Republik) Bekasi. Tidak termasuk Stasiun Balapan. Bukan kareta khawatir ambyar atau menyinggung perasaan para sadboi, tapi karena memang Stasiun Balapan tidak berlokasi di Jabodetabek.
Mereka yang kerja itu, kadang tidak saling kenal dengan yang namanya matahari.. karena apa? Karena ketika mereka berangkat, hari masih gelap.. dan ketika mereka pulang, hari sudah gelap. Jadi wajar kalau mereka tidak pernah bertegur sapa dengan matahari.
Dan manusia sebanyak itu, yang tiap harinya diangkut oleh 1.450 unit kereta, membuat beban Jakarta semakin berat. Tapi ya memang seperti itulah kondisinya. Dengan beban kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan kompetisi yang semakin ketat, maka tidak ada pilihan lain selain berdesak-desakan sepeti ikan sarden yang dikemas dalam kemasan kaleng.
Bagaimana Sejarahnya Kereta Jabodetabek?
Menurut data dari situs resmi KRL Commuter Line, awal mula KRL Jabodetabek dimulai pada tahun 1930. Tahun ini merupakan tahun penanda debut sebuah rangkaian kereta listrik menempuh perjalanan Jakarta - Bogor. Jakarta masih bernama Batavia dan Bogor masih bernama Buitenzorg. Sampai dengan tahun 1939, ada sebanyak 72 perjalanan kereta api listrik yang melintasi Jakarta - Manggarai - Bogor di bawah naungan perusahaan Staats Spoorwegen (SS) yang kemudian bertransformasi menjadi perusahaan Djawatan Kereta Api dan PT. Kereta Api Indonesia (KAI). FYI, Commuter Line saat ini merupakan anak perusahaan dari PT. KAI.
Namun perjalanan kereta-kereta listrik Batch 1 atau angkatan awal yang kebanyakan buatan Jerman, Belanda dan Amerika ini tidak dilanjutkan menjelang tahun 1970an. Usianya yang sudah mencapai setengah abad dan unit yang digunakan masih itu-itu saja, membuat peremajaan mutlak harus dilakukan. Maka, pada tahun 1976 dimulailah pengoperasian kereta-kereta baru buatan Jepang (yang sebenarnya nggak baru juga sih.. karena biasanya kereta dari Jepang itu kan second). Tapi, paling nggak kereta-kereta lapuk yang didatangkan sama Belanda dulu udah diganti sama yang lebih (agak) gress..
Nah sekarang, ekosistem kereta Commuter Line sudah lebih canggih dan mengikuti tren digital, dimana contohnya adalah penggunaan aplikasi Commuter Line yang sudah terintegrasi dengan jadwal aktual pemberangkatan. Sistem tiketingnya pun sudah tidak menggunakan uang fisik, melainkan dengan sistem card tapping yang dimulai pada 1 Juli 2013.
Tentu ini merupakan sebuah kemajuan untuk ranah transportasi tanah air. Namun di balik itu, pastinya masih terdapat banyak PR yang hukumnya fardu kifayah untuk dikerjakan oleh perusahaan yang berkantor pusat di kawasan Juanda tersebut. Selain gangguan yang masih sering terjadi, antrian menjelang masuk stasiun tertentu seperti Manggarai dan Gambir, serta keterlambatan jadwal pemberangkatan dan ditambah dengan kejadian apes seperti rangkaian anjok, harus menjadi point of recognition PT. KAI. Jumlah penumpang yang setiap harinya semakin bertambah juga harus menjadi concern besar karena tidak mungkin hanya dengan mengandalkan dua jalur rail, unit kereta akan ditambahkan dan ditambahkan lagi.. karena itu pasti akan berpengaruh pada jadwal atau sistem looping.
Menurut klen, bagaimana pelayanan PT. KAI Commuter Line so far?
Pendapat dan opini klen aku tunggu ya di twitter @kesinisay atau di kolom komentar instagram @kesinisay yang muat foto kereta.
See ya..!
Bagikan Ke Orang Lain :