Instagram Bikin Gangguan Mental (Katanya)!
Instagram merupakan salah satu platform sosial media paling populer di dunia saat ini. Jumlah pengguna aktif bulanan yang mencapai 1 miliar orang di seluruh dunia, menjadikan sosmed yang pada bulan Oktober 2019 lalu merayakan ulang tahunnya yang ke-9 ini sebagai platform sosmed murni kedua yang paling banyak dipakai selain facebook. Sementara untuk komposisi sosmed, perpesanan, video dan hiburan, instagram menempati peringkat ke-6 setelah Facebook, Youtube, Whatsapp, Messenger dan andalan Tencent, apalagi kalau bukan WeChat?!
Bukan lagi jadi media untuk berbagi konten foto berkualitas seperti misi awalnya 9 tahun silam, kini instagram malah jadi ajang untuk riya alias pamer banda seperti yang dilakukan oleh selebgram-selebgram yang kerap bermunculan di tab explore (meskipun sebenernya kita gak pernah minta mereka untuk muncul) atau panen like.
Kecenderungan anak-anak muda labil yang senang memposting foto demi untuk menggaet banyak like atau follower baru, membuat platform bikinan Kevin Systrom sama Mike Krieger ini jadi semacam ajang untuk berkompetisi. Jumlah like total rata-rata per hari yang mencapai angka 4,2 miliar, menggambarkan betapa masifnya apresiasi yang diberikan, baik itu mengapresiasi atau diapresiasi.
Kebanyakan dari mereka, para anak-anak muda itu, tak segan untuk menghapus postingan mereka sesaat setelah diunggah, bilamana jumlah like yang direngkuh tidak sebanyak yang diharapkan. Artinya.. secara tidak langsung, mereka hidup untuk mendapatkan apresiasi! Sadis! Sesadis perusahaan yang merekrut sales, kemudian memecatnya lagi cuma karena dianggap nggak perform. Perusahaan tersebut hidup demi uang! Ya wajar, karena perusahaan emang butuh uang. Tapi apa kita dan para pengguna instagram lain itu butuh like? Mungkin iya, mungkin tidak. Tapi ya namanya hidup emang begitu sih.. kadang di atas, kadang di bawah, kadang di samping, kadang di luar, kadang di dalam.. dimana aja deh enaknya!
Nah, ngomong-ngomong.. tahukah klen kalo instagram itu sejatinya merupakan sosial media yang paling nggak menyehatkan buat mental khususnya mental anak muda?
Menurut sebuah survey yang dilakukan di Inggris, yang mana survey ini dilakukan pada 1,479 orang anak muda, instagram adalah sosmed paling berpengaruh jelek untuk kesehatan mental. Indikator yang dipersoalkan adalah seputar kecemasan, depresi, kesepian, jati diri, serta cyber bullying.
Urutannya adalah sebagai berikut :
- Snapchat
- YouTube
Dari chart di atas, YouTube dianggap paling sehat.. biarpun sebenernya kalo mau jujur, seberapa besar dampak dari sosial media itu bergantung pada motif pengunanya. Kalau untuk berkompetisi dengan banyak-banyakan like, jelas akan menimbulkan dampak psikologis. Tapi kalau untuk having fun dan tidak dianggap lebih serius dari kehidupan nyata, itu bisa menjadi hiburan.
Tapi dengan fakta bahwa kebanyakan pengguna instagram itu tampil untuk apresiasi, seorang chief instagram yang bernama Adam Mosseri kemudian mencoba untuk mencegahnya. Caranya? Dengan menyembunyikan jumlah like pada tiap postingan. Ini sudah diujicobakan di beberapa negara seperti Kanada.
Menurut Mas Adam, instagram harus kembali ke fitrahnya, yakni membuat pengguna fokus pada konten yang memang mereka sukai dan dirasa menginspirasi, bukan untuk berkompetisi. Dengan begitu, kadar depresi yang diakibatkan oleh ketidakpercaya dirian akibat minim like bisa dikurangi. Sehingga, kesehatan mental pengguna pun bisa lebih terjaga.
Gimana? Klen setuju kalo instagram balik kayak dulu?
Bagikan Ke Orang Lain :